Rabu, 03 Februari 2010

Disumpal Piston Mio

3547hal8_cbr150_boyo1.jpgFajar Sugianto bukanlah seorang pembalap. Malahan kegiatannya sehari-hari terbilang di level eksekutif. Naik motor pun tidak setiap hari. Tapi, kalau tiba-tiba di jalan raya ada yang ajak adu kebut, doi enggak mau kalah. Tantangan seperti itulah yang acap dilayaninya.

"Jadi bukan sengaja balap liar, seringnya karena enggak sengaja atau spontan saja kok," kata Fajar malu-malu. "Sering karena adu gas di lampu merah sih," lanjutnya. Wah...wah...3548hal8_cbr150_boyo2.jpg

Karena itulah, setingan atau ubahan di mesin tidaklah terlalu drastis. "Bahkan kapasitas mesin hanya naik sedikit, sekarang sekitar 163 cc saja," kata warga Tomang, Jakarta Barat ini.

Tapi meskipun begitu disitulah letak rahasianya. Fajar cukup unik karena menggunakan piston yang sejatinya buat Mio bore up. Ukuran yang dipakai 66 mm, merek TDR.Pada piston ini memang harus dilakukan ubahan pada kubahnya. "Harus papas kepala piston buat alur klep supaya bisa untuk motor 4 katup," kata Beny Rachmawan dari Mitra2000 yang mengerjakan penggantian di dapur pacu ini.

Meski sudah dipapas, piston ini masih lebih tinggi dibandingkan piston standar CBR. "Karena itu saat TMA piston nonjok sampai mentok di head," lanjut Beny.

3549hal8_cbr150_boyo3.jpgKarena kondisi itu, perlu dilakukan penambahan paking di blok silinder. Materialnya menggunakan aluminium setebal 2 mm.

Sementara itu meski sudah ditambah paking 2 mm, rasio kompresi masih cukup tinggi. "Harus menggunakan bensin oktan tinggi meski dipakai harian di jalan raya," kata Fajar lagi. Perbandingan kompresinya adalah 12 : 1.

Pada bagian dalam mesin juga dilakukan penghalusan. "Ya standarlah semacam porting polish begitu, lumayan tebal kok, sekitar 0,2 mm," kata pria bertubuh besar ini.

Hal lain yang diyakini pria 36 tahun ini sebagai doping yang pas di motornya ini pemilihan karbu. "Sudah coba berbagai merek dan ukuran, taunya Keihin Sudco PWK 28 yang paling pas," beber Fajar.3550hal8_cbr150_boyo4.jpg

Sementara itu perbandingan spuyer adalah pilot-jet 48 dan main-jet 120. "Tidak terlalu basah tapi sudah yang dirasa paling pas," timbal Beny lagi.

Mengenai konsumsi BBM pun diakui olehnya tidak jauh berbeda dengan konsumsi saat masih standar. "Entah itu saat macet ataupun jalan jauh keluar kota, tetap sekitar 1 liter untuk 35 km," cuap Fajar.

Lebih jauh Fajar juga bercerita kalau masuk gigi 1 motornya ini sering loncat. "Kadang malu sendiri saat di lampu merah," ucapnya jujur. Selidik punya selidik ternyata karena penggunaan gas spontan model baru dari TDR.

Barang baru ini sangat sensitif. "Bahkan kadang sampai gigi 3 pun loncat," kata anggota CBR Club ini.

Doi rupanya senang dengan sensitifnya si gas tadi. "Tinggal menyesuaikan atau adaptasi aja kok," cuapnya.

Prestasi yang paling membanggakan Fajar saat mampu meninggalkan Satria F-150 180 cc cukup jauh. "Nggak sia-sia benahin mesinnya," tutup pria bertubuh sedang ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Battlax 120/60-17
Ban belakang : Battlax 140/60-17
CDI : Cheetah
Piston : TDR 66 mm
Mitra2000 : (021) 6930777

Tidak ada komentar:

Posting Komentar