Selasa, 05 Mei 2009

:. Yamaha Mio 2005 (Jakarta)
Modal 245 cc
2009-04-08 19:14:12

1851mio-ffa-empush-dvd-1.jpgBerpacu di kelas FFA atawa Free For All, membebaskan kapasitas silinder dibore up abis. Tapi, Yamaha Mio pacuan Bram Prasetya cukup bermain di angka 245 cc. Namun hasilnya raih podium pertama di seri 1 Pertamax Plus BRT Indotyre Race & Party 2009 di Sirkuit Sentul Kecil, beberapa waktu lalu.

Menurut Mansuri sang mekanik, 245 cc menghasilkan power yang tidak terlalu bengis. “Masih mudah dikendalikan joki dan punya endurance bagus,” ujar Suri, sapaan akrab pria yang punya workshop di Jl. Meruya Selatan, No. 37, Jakarta Barat itu.

Kapasitas 245 cc bukan angka keramat? Pemilik bengkel Empush yang emang punya Suri itu pakai piston diameter 70 mm. Pemilihan ukuran diameter ini selain power atas bisa lebih bicara, kenaikan stroke pun gak perlu tinggi. Mesin juga bisa lebih awet meski digeber puluhan lap.1852mio-ffa-empush-dvd-2.jpg

“Piston asli Yamaha Scorpio, stroke cukup naik 6 mm. Itupun hanya terap pakai pen stroke 3 mm merek CLD. Tidak perlu menggeser posisi pin di kruk as,” kata pria yang sudah memulai karir sebagai mekanik sejak usia 12 tahun ini. Wah, padahal sekarang usia Suri baru 30 tahun. Itu artinya doi dah jadi mekanik sejak 18 tahun lalu ya. Nah lho, kok jadi ngomong profil Suri? Lanjut!

Kini stroke yang asalnya 57,9 mm jadi 63,9 mm. “Dipadukan dengan piston 70 mm sanggup meraih angka 245,8 cc,” jelas mekanik yang dapat support dari Dodo yang bos CLD itu.

Oh ya! Aplikasi piston Scorpio di Mio, butuh penyesuaian lho. “Penyesuaian di pen piston aja. Pen Mio 15 mm, sedang Scorpio 16 mm,” kata pria yang punya moto ‘inovasi tiada ampun’ ini.

Maka itu buat akali piston biar bisa digunakan, Suri melakukan metode bushing pen. Ya! Untuk bagian kiri dan kanan pen piston, pakai pen milik Scorpio yang dikondom ke pen standar.

KLEP CAMRY

1853mio-ffa-empush-dvd-3.jpgMenemani ruang bakar yang ‘ditonjok’ piston gambot, maka katup isap dan buang bisa dipasang yang payungnya lebar. Suri pun mengadopsi klep Toyota Camry. Ya, diameter payung 34 mm/31 mm.

Menurut buku panduan menggunakan flowbench, klep isap besarnya 0,52-0,57 mm dari diameter seher. Jika diameter seher 70 mm, maka diameter payung klepnya = 70 x 0,52 = 36,4 mm. Tapi ukuran klep 36,4 mm susah dicari. Apalagi cari yang batangnya kecil. Makanya, cukup pakai punya Camry 34 mm dengan batang klep kecil.

Angka 34 mm karakternya bagus. Tenaga mesin galak dari putaran bawah. Cocok untuk pasar senggol dengan trek pendek. Seperti Sentul Kecil yang aslinya untuk gokart itu.1854mio-ffa-empush-dvd-4.jpg


KUNCIAN AKHIR


Ini dia! Mungkin ini juga salah satu seting gotong royong yang diterapkan Suri. Power besar tapi akselerasi putaran roda sedikit terhambat, sia-sia tuh. Selip! So, pria yang dibantu Herry ‘Kodok’ Widianto ini mengaplikasi kampas kopling racing Kawahara Racing. “Power kagak selip. Mulai putaran bawah sampai atas, tenaga terus teriak.”

DATA MODIFIKASI

Ban : Battlax 90/80-16
Koil : CLD
Karburator : Keihin PE 28 mm
Em-Push : (021) 99987272

Penulis/Foto : Eka/David

:. Suzuki Spin 125 2007 (Jakarta)
Spek FFA Punya Cewek
2009-05-01 19:06:17

1998spin---endro-1.jpgBiasanya skubek milik cewek tampilannya dibuat manis. Juga langganan dihias variasi bolt on serta berpadu warna cerah. Berbeda dengan Amanda, justru punya kesukaan ngencengin mesin skubek. Hasilnya Suzuki Spin 125 miliknya saat ini sudah memiliki spek skubek kelas FFA (Free For All) di balap skubek.

Bengkel GT Speed, Cinere, Jakarta Selatan yang nanganin proyek Spin 125 milik Manda, sapaan akrabnya. “Permintaanya cuma satu, bikin Spin 125 jadi kenceng dan bisa ninggalin Mio bore up,” ujar Oky Adityawan, mekanik yang menggarap Spin 125 milik warga Ampera, Jakarta Selatan ini.

Masalahnya, up grade mesin Spin 125 enggak semudah Yamaha Mio yang komponen aftermarketnya sudah banyak beredar. “Jadi harus lihai cari part subtitusi biar kapasitas mesin bisa meningkat mulus,” lanjut Oky. 2000spin---endro-3.jpg

JADI 238,8 CC

Biar tenaga mesin berlipat, kapasitas mesin Spin 125 tentunya perlu ditingkatkan. “Lumayan kapasitasnya yang semula 125 cc saat ini menjadi 238,8 cc,” bilang mekanik murah senyum ini. Untuk itu perlu pasang piston gede dan naik stroke.

Boring bawaan motor enggak bisa lagi menampung piston baru milik Honda Tiger yang berdiameter 65 mm. Makanya boring asli dilepas, biar kompak kemudian dipasang liner bawaan Honda Tiger.

Enggak hanya itu, stroke juga ikutan digeser naik menjadi 8,5 mm dari posisi standar. Kini total panjang stroke yang awalnya hanya 5,5 mm menjadi 72 mm. Nah, ubahan ini juga diikuti dengan penggantian setang piston berlabel High Speed.

“Pakai setang asli malah mentok, makanya pilih produk aftermarket yang lebih panjang 3 mm dari standar. Kebetulan diameter pin piston sama dengan piston Tiger yaitu 15 mm jadi klop,” terang Oky lagi.
Otomatis biar piston enggak nyundul bagian head perlu dibuat paking tambahan. Setelah diukur paking yang ideal setebal 1,8 cm menggunakan bahan aluminium.

HEAD ENGGAK DIPAPAS


1999spin---endro-2.jpgKerja ruang bakar sempurna perlu ada penyesuaian setelah pasang piston gede. Oky ogah papas silinder head, doi mengandalkan ubahan klep Honda Tiger untuk in 31,5 mm dan out 27 mm.

Alhasil seting klep berubah dan sudut squish disesuaikan mengikuti dome piston. Kubah dibuat ulang dengan kemiringan yang didesain tirus menjadi 14 derajat. Setelah ruang bakar diatur ulang kini kompresi rasio menjadi 12 : 1.


RASIO BERUBAH
2001spin---endro-4.jpg

Bagian CVT Spin 125 masih mengandalkan bawaan motor. Cuma biar tarikan lebih responsip beberapa bagian juga perlu diubah. Roller sudah diganti dengan bobot 15 gram, sedang untuk rasio yang standar 13/45 diganti 14/47. “Cocok untuk dipacu di trek 800 meter. Ini biar tenaga atas cepat didapat,” beber Oky.

DATA MODIFIKASI

Karburator : SP 28 mm
Klep : Honda Tiger
Piston : Honda Tiger
CDI : BRT
Kem : Standar Custom

Penulis/Foto : Belo/endro

:. Honda Vario 2007 & Suzuki Skywave 2008 (Bandung)
Persembahan The Titans
2009-04-03 22:24:11

1794modif-the-titans-dvd-1.jpgPenggemar The Titans pasti nggak nyangka kalau dua pentolannya doyan modifikasi. Bahkan Indra (bass) dan Andika (keyboard) paham banget tren atau virus yang berkembang di ranah modifikasi saat ini. Impian low rider dan big matik lah yang diharapkan kedua musisi ini. Nah, bagaimana awalnya dan apa saja yang mereka lakukan mari ditengok. Indra yang punya nama lengkap Hendra Suhendra menjadi pemicu modifikasi di antara mereka berdua. “Awalnya saya pikir kalau motor nggak dimodif pasti tidak disayang. Karena bentuknya biasa saja makanya jarang dilirik,” kata Indra. Makanya supaya motor lebih diperhatikan, doi melakukan modifikasi.1795modif-the-titans-dvd-2.jpg

Pelek custom telapak lebar sudah pasti menjadi daftar belanja yang pertama dan utama. “Enggak perlu yang terlalu lebar, cukup menyesuaikan dengan bodi Vario saja,” katanya fasih layaknya sedang memetik senar bass. Proses mundurnya sumbu roda juga nggak terlalu panjang, hanya 15 cm.

Karena ingin motor yang masih nyaman dikendarai, ubahan yang lain masih sebatas pemanis. Konsepnya bolt-on. “Sebab kalau berangkat ke studio atau sekadar nongkrong yang lokasinya masih aman pasti dibawa,” kata pria ramah ini. Memang karena serba bolt-on tadi, makanya serem juga dijarah tangan jahil jika parkir di sembarang tempat.

1796modif-the-titans-dvd-3.jpgUntuk seluruh ubahannya ini, Indra mempercayakan pada Yayank dari 909 Matic, di Jl. Cihampelas, Bandung. “Konsepnya sih manis saja, seperti umumnya lagu mereka,” kata modifikator yang doyan naik sepeda gunung ini. Cara pemanis yang dimaksud adalah dengan menambahkan ducktail dan visor minimalis.1800modif-the-titans-dvd-7.jpg

“Ducktailnya murni desain 909 pakai fiber. Kesan yang didapatkan dengan pemasangan ini adalah tampilan elegan,” cerita Yayank. Sementara itu visor kecil di depan dilengkapi tulisan identitas sang pemilik, The Titans.

Bagaimana dengan Andika? Pria yang lagi termimpi punya big matic ini bikin Skywave terlihat lebih sangar. Selain kelir gelap dengan airbrush merah, beberapa variasi yang terpasang juga seakan memperkuat kesan tadi.

“Pakai Skywave karena bodinya besar jadi cocok sama mau saya,” kata pemilik nama lengkap Andika Naliputra Wirahardja. Bagian yang berkesan sangar tadi bisa dilihat pada lengan ayun.

1797modif-the-titans-dvd-4.jpgOh ya untuk kaki-kaki ini Andika memang sedikit lebih ekstrem dibandingkan Indra. Selain arm tadi, dia juga nekat mengubah posisi sok belakang ke tengah bodi. Aslinya yang double sok pun diganti hanya satu batang peredam kejut.

Tentu saja nama The Titans tetap ada seperti dilakukan partnernya tadi. Tapi kali ini Andika menempelkannya di knalpot. “Wah kalau liat entar pada nyari knalpot merek ini lagi, kan punya gue satu-satunya,” kekeh salah satu motor utama grup band yang berdiri 8 Desember 2006 ini.

KOMPAK ROBOCOP1798modif-the-titans-dvd-5.jpg

Indra dan Andika kompakan untuk satu hal, yaitu pemilihan setang. Mereka berdua memilih menggunakan setang Robocop. Menurut mereka, desainnya enak dilihat karena futuristik. “Selain itu juga bisa disetel, jadi posisi tangan saat riding bisa diubah juga. Sesuai nyamannya saja,” kata Indra.

Selain itu keduanya juga sama-sama menggunakan spidometer Koso. “Ini yang membuat suka deg-degan kalau parkir di sembarang tempat, kalau diembat maling rugi deh,” cuap Andika. Wajar saja karena mencopotnya sangat gampang, selain itu harganya lumayan, sekitar Rp 2 jutaan di Bandung.


JOK SEMI SUEDE


1799modif-the-titans-dvd-6.jpgUntuk kenyamanan riding, Indra memilih menggunakan jok berlapis suede atau kulit dibalik. “Dengan begini makanya jok enggak licin sehingga posisi pantat saat riding lebih mantap,” kata penggemar grup band U2 ini.

Selain itu di atas behel belakang juga dibuatkan semacam sandaran dengan bahan sama. Tujuannya untuk membuat nyaman si boncenger jika menempuh perjalanan jauh.

Tapi, untuk bahan suede ini digunakan yang semi atau enggak full suede. “Kalau full suede jika kena air hujan akan cepat keras, jadinya malah jelek,” beber Yayank sang modifikator.

DATA MODIFIKASI VARIO

Ban depan : Deli Tire 130/60-13
Ban belakang : Deli Tire 140/60-13
Pelek depan : Custom 4x13 inci
Pelek belakang : Custom 5x13 inci
Sok belakang : Daxim
Filter udara : Koso
Spidometer : Koso RX 2N
Setang : Robocop
Visor : Geba
Knalpot : Termignoni

DATA MODIFIKASI SKYWAVE

Ban depan : Deli Tire 100/70-14
Ban belakang : Deli Tire 140/60-14
Pelek depan : Custom 2,5x14 inci
Pelek belakang : Custom 5x14 inci
Sok depan : Yoshimura
Sok belakang : YSS
Spidometer : Koso
Knalpot : Supertrap

Penulis/Foto : Nurfil/David

:. Suzuki Skywave 125 NR 2007 (Singkawang)
Hitam Bogel Ngacir
2008-11-21 17:29:50


101sky-wave-nurfil-1.jpgCoba tebak? Hitam, pendek bulat alias bogel dan bisa ngacir? Apa hayo? Bingung? Jawabannya Skywave 125 from Singkawang, Kalimantan Barat ini. Hitam karena emang seri Night Rider (NR). Bogel akibat dibikin ceper dan ngacir karena yang punya doyan balap.

Tapi, apa iya ceper itu nyaman dan aman dipakai nggak? “Untuk di Singkawang nyaman aja karena jalannya bagus,” kata Ciputra sang pemilik. Kenyamanan tadi juga didapat karena dalam pemasangan dia juga pakai komponen cabutan dari skubek Bosowa komplet. Artinya nggak hanya pelek.
102sky-wave-nurfil-2.jpg
“Dengan pakai sok yang sama, pemasangan jadi lebih gampang, nggak banyak ubahan. Sehingga rasanya lebih safety,” kata Aon, sang modifikator. Itu untuk roda depan, sedang di belakang masih mengandalkan as roda punya Spin 125 yang sudah kena sentuhan modifikasi.

103sky-wave-nurfil-3.jpg“As roda dibubut lumayan banyak, sehingga lebih kecil dan pas dengan pelek,” lanjut Aon yang belum kasih nama untuk bengkel modifnya. Juga tetap pakai as roda orisinal karena yakin akan kekuatannya.

Bentuk pendek plus bulat semakin didapat lewat pilihan ban. Profil 120/70 di depan dan belakang memang lumayan lebar. “Sengaja pakai ukuran sama depan-belakang supaya montok,” kekeh sang pemilik yang disupport abis oleh Muliawan TA alias Popo dari dealer Suzuki Singkawang.

Pengantian tadi otomatis mereduksi tinggi skubek. Biar lebih sip dipandang, Skywave yang aslinya dua sok diganti monosok. “Pakai punya MX dan dibuat rebah karena jaraknya sekarang yang sudah pendek banget. Kalau tetap berdiri pasti enggak bisa,” beber pria berambut lurus ini.


DATA MODIFIKASI

Ban depan : FDR 120/70-12
Ban belakang : FDR 120/70-12
Pelek : Bosowa
Sok depan : Bosowa
Disc depan : TDR
Tutup tangki : Kawasaki Ninja
Gas spontan : Daytona

:. Duo Yamaha Mio Soul 2008 (Bandung)
MotoGP Vs WSB
2008-12-01 14:40:58

301mio-motif-dvd-1.jpgMenarik! Itu kalimat yang muncul begitu lihat dua Mio Soul ini. Kedua motif ‘baju’ skubek ini semotif dengan pelindung kepala racer dunia. Coba tebak, helm siapa?

“Kalau saya, aplikasi motif helmnya Noriyuki Haga,” bilang Budi Cahyadi, pemilik Soul yang tinggal di Bandung, Jawa Barat ini. Sedang Soul yang satu lagi, milik Hendra yang juga domisili di Kota Kembang itu. Skubek miliknya, mengadopsi motif helm milik Nicky Hayden. Terjawab sudah!302mio-motif-dvd-2.jpg

Alasan mereka mengaplikasi tuh motif, karena memang fans berat pembalap MotoGP dan WSB (World Superbike) itu. Wah, jadi MotoGP Vs WSB dounk! Yang pasti, rasa kagum mereka dituangkan ke atas bodi skubek. “Selain itu, teman ingin eksperimen airbrush begini,” aku Budi mewakili Hendra juga.

Selain tawaran virus motif helm, kedua skubek ini juga udah mengalami ubahan spek mesin. So, nggak cuma baju yang tampil eye cathing. Tapi, lari juga mengimbangi. Baiknya bedah dan baca aja terus?

PERHATIKAN DETAIL

303mio-motif-dvd-3.jpgBicara waktu pengerjaan, nggak bisa dipukul rata. Karena membutuhkan waktu yang berbeda hingga desain jadi sempurna. Misalnya, skubek milik Hendra. Butuh waktu sekitar sebulan. “Untuk Soul saya, sekitar 4 bulanan,” Timpal Budi.

Mungkin hal ini disebabkan karena tempat pengecatan juga berbeda. Soul Hendra dikerjakan David dari DC Design, di Jl. Kopo Melati 3, No. 18, Bandung. Sedang Soul ‘Haga’ milik Budi ditangani Tjehay dari Beam Airbrush di Jl. Leuwi Sari Raya, No. 8, Bandung.

Memindahkan motif helm ke motor, diakui kedua airbrusher ini tak mengalami kesulitan. “Selain ada contoh, kita juga sesuaikan motif dengan tulang dan bodi Soul,” aku David yang menggunakan cat Sikkens.

Dengan kata lain, desain diaplikasi juga memperhatikan detail yang ada di pelindung kepala. Malah apa yang menjadi gambar dominan di helm pun, tidak lupa dicopy ke bodi. “Asyiknya lagi, desain juga bisa dicampur motif lain. Seperti lampu belakang Soul ini,” kata Budi sembari menunjuk buritan Soul corak lidah api itu.

MESIN BORE-UP

Beda dengan airbrush. Untuk urusan mesin, kedua Soul ini dipegang oleh satu tangan ahli. Yup! Mekanik itu adalah Cecep dari Ceps Motor di Jl. Jamika, No. 134, Kopo, Bandung, Jawa Barat.

Spek bore up yang diaplikasi juga beda. Di Soul Hendra, pakai piston 67 mm milik Yamaha R6. Sedang Soul Budi, ambil piston diameter 65,5 mm merek NPP.

“Ukuran piston memang beda. Tapi untuk jumlah naiknya stroke tetap sama. Yaitu pakai pen stroke Kawahara 5 mm,” buka Cecep yang gape bikin motor kenceng buat drag dan PMR alias Pasopati Midnight Race ini.

DATA MODIFIKASI MIO HENDRA


Koil : Suzuki RM85
Sok belakang : Kitaco
Knalpot : Hi-Speed
Karburator : Mikuni TM 30 mm
Puli : Kawahara
Noken as : Kawahara
Pen stroke : Kawahara

DATA MODIFIKASI MIO BUDI


Koil : Suzuki RM85
Sok belakang : Kitaco
Knalpot : DBS
Rasio : Kawahara (16/39)
Puli : Kawahara
Noken as : Kawahara
Pen stroke : Kawahara


Penulis/Foto : Eka/M. David

:. Suzuki Skywave 125 2008 (Jakarta)
How To? Power 16 DK
2008-12-02 21:12:36

343how-to-do-skywave-yudi-2.jpgKondisi standar, Suzuki Skywave 125 punya tenaga besar dibandingkan kompetitor. Klaim Suzuki sih menyebutkan punya tenaga 9,6 dk pada 8.000 rpm. Tapi bagi Aldhie yang speed lover sejati, kekuatan seperti itu dirasa kurang. Doi langsung oprek dan dapat tenaga 16,01 dk pada 4.137 rpm.

Perubahan yang tentunya cukup besar. Honda Tiger standar yang pernah dites MOTOR Plus hanya 15 dk. Sebenarnya apa sih yang sudah dilakukan Aldhie sehingga mendapatkan tenaga begitu besar? “Saya tidak hanya melakukan bore up, tapi stroke juga naik,” buka anggota Spinner Community itu bagi ilmu. 344how-to-do-skywave-yudi-3.jpg

Untuk piston, dia menggunakan produk Malaysia ukuran diameter 60 mm. “Tapi saya bingung, aslinya buat motor apa. Sebab nggak ada motor standar Yamaha yang ukurannya segitu. Tapi di Malaysia saya nemu aftermarketnya,” lanjutnya.

Karena langka maka ayah satu anak itu segera nyetok beberapa unit. Enaknya, piston itu punya lubang pin 14 mm. Sehingga sangat cocok dengan motor buatan 345how-to-do-skywave-yudi-5.jpgSuzuki. Terutama bebek dan skubek. Lebih simpel karena bisa masuk pada setang piston standar Skywave 125.

Sedang untuk stroke atau langkah piston, dia melakukan ubahan lumayan drastis. Stroke standar Skywave 55,2 mm dan sekarang menjadi 65,2 mm. Kenaikan 10 mm itu bisa dikatakan cukup berani.

“Tekniknya ganti pen stroke 1,5 mm. Kemudian posisi pen masih digeser lagi 3,5 mm. Totalnya 1,5 + 3,5 = 5 mm. Tinggal dikalikan 2 karena atas-bawah yang artinya jadi 10 mm,” beber pria yang baru buka bengkel berlabel Bike Rider Shop ini. 346how-to-do-skywave-yudi-6.jpg

Untuk melakukan pergeseran lubang pen ini tentunya harus bawa ke tukang bubut handal. “Kalau nggak center atau tidak pas bisa melintir,” lanjutnya. Dengan ubahan ini, otomatis kapasitas mesin juga sudah naik menjadi 185 cc.

Penasaran mari dihitung bersama. Dari rumus volume silinder yaitu (3,14 x 6,02 x 6,52)/2 = 184,3 cc. Kalau digenapkan memang jadinya 185 cc.

Dari data dyno dan ucapan Aldhie, kami langsung menjajal. Akselerasi yang dirasakan memang begitu cepat. Dalam tarikan awal, nggak terasa spidometer sudah menunjukkan angka 80 km/jam. Artinya angka tadi bukanlah sebatas data, kami sudah membuktikannya.

POSISI CDI

Bagi yang doyan ganti CDI di Skywave 125, perlu coba trik yang ditawarkan Aldhie. Doi memindahkannya ke dalam boks bagasi di bawah jok. “Pasalnya kalau masih posisi standar ribet masangnya, sebab harus buka banyak cover bodi,” cerita pria berkulit putih ini. Untuk itu dia hanya melakukan tarik kabel saja dan sekarang jadi gampang proses penggantian CDI-nya.

DATA MODIFIKASI


Ban depan : FDR 80/80-14 (pelek Spin)
Ban belakang : Battlax 80/90-16
Kem : NMF, 330 derajat
Karburator : NSR SP PE 28
Knalpot : Yoshimura karbon
CDI : XP Andrion LE 4 Power
Per CVT : Kitaco
Bike Rider : (021) 68866543

Penulis/Foto : Nurfil/Yudi

:. Honda Karisma 2003 (Jakarta)
Tembus 8,4 Detik!
2008-12-24 16:11:01

675karisma-drag-axl-1.jpgBoleh percaya boleh enggak! Honda Karisma milik Jhony yang sekarang tambah berkarisma ini, jajal tarung di event resmi drag 201 meter kelas FFA s/d 250 cc. Mahal, eh, malah katanya juga sempat mencatat best time!

“Ya, catatan waktunya tembus 8,4 detik. Padahal, lawannya motor sport seperti Honda Tiger atau lainnya,” bilang Jhony yang mau dipanggil Jhony doang ini. Begitunya, para lawan pun sempat ragu kalau tunggangannya kalah sama bebek lambang sayap mengepak itu. 678karisma-drag-axl-4.jpg

Catatan waktu terbaik itu, tembus di heat pertama. Dan menempatkannya di posisi satu. Sayangnya, di heat kedua! Best time melorot jadi 8,6 detik dan posisi pun turun jadi ke-4. “Itu karena motor melintir saat start,” kata Jhony.

Ya, enggak apa deh! Tapi di next event harus balas dan jadi juara ya! Begitunya, Karisma racikan Man’s Speed ini tergolong kencang buat arena 201 meter! Boleh dong kalau rahasia tembus 8,4 detik itu diungkap!

“Boleh saja. Paling istimewa di motor ini, bagian kepala silinder. Terutama, noken-as,” bilang Herman Pieters, pemilik bengkel di Jl. Raya Jati Bening, Gg. Masjid, No. 16, Jati Kramat, Pondok Gede, Jakarta Timur.

Karena doi sebut noken-as, berarti mulai dibuka dari situ aja ya? Oke! Buat terapkan putaran kem cepat dan tinggi, maka buat klep in dipakai durasi 306º. Sedang buat klep buangnya, dikasih durasi 308º.

677karisma-drag-axl-3.jpgAngka ini, tergolong ekstrem ya! Maklum, kan motor digeber buat sekali jalan doang! “Jadi, enggak perlu mikir power bawah banget! Tak seperti di motor road race yang juga butuh kombinasi atas-bawah,” sebut Man, panggilan Herman.

Tingginya durasi klep ini punya konsekuensi lain. Yaitu, klep mudah floating alias ngambang. Buat menutupinya, mekanik ramah ini mengaplikasi klep dan per klep milik mobil! Enggak tanggung, ukuran payung klep pakai diameter 35 mm buat klep masuk dan 30 mm buat klep buang.

Sayangnya, Man tak tahu klep itu milik mobil apa. Karena klep itu dapat di tukang bubut kenalannya. Beda sama per klep. Kalau per klep, mengambil milik Toyota Vios. Tapi pegas penjaga naik-turunnya klep itu disesuaikan lagi dengan kepala silinder Karisma.

“Penyesuaiannya hanya sebatas memotong satu ulir pegas, karena buat diameternya masuk ke bagian head Karisma,” bilang Man. Nah, dengan dua bagian ini, Man gak perlu khawatir kompresi bocor atau klep bakal floating. Selain per lebih keras, semburan bensol dan udara ke ruang bakar juga mantap! Sama halnya dengan tersalurnya tenaga ke roda belakang. Enggak selip karena pakai kampas kopling BRT,” tambah Man!

Ngacir Cuy!

KOMBINASI PISTON DAN KNALPOT676karisma-drag-axl-2.jpg

Biar gebukan kompresi di ruang bakar menjadi 15,2 : 1, Man mengaplikasi piston Izumi 66 mm yang punya pen piston 13 mm. Makin mantap lagi, stroke juga naik 3 mm. Itu berkat pen piston yang dipasang di kruk-as yang disuplai BRT alias Bintang Racing Team.

Kompresi padat nan tinggi di ruang bakar itu, terbuang sempurna lewat aplikasi saluran buang Ahau Motor. “Knalpot ini, model baru! Diameter pipa lebih besar, hampir sekitar 30 mm,” ungkap Herman sembari memuji performa knalpot itu.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Swallow 50/90-17
Ban belakang : Comet 60/80-17
Karburator : Keihin PE 28 mm
Pilot/Main jet : 62/185
Gir : 14/ 34
Man Speed : 0815-14152487

Penulis/Foto : Eka/Herry Axl

:. Suzuki Spin 125 2005 (Jakarta)
Engine Swap 250 cc
2009-01-16 18:06:09

929spin-engine-swap---endro-1.jpgMeningkatkan power mesin skubek tidak hanya ditempuh dengan cara main bore up atau stroke up. Kini muncul virus baru mengganti mesin standar dengan dapur pacu kapasitas besar. “Istilahnya engine swap,” komentar Mr. B yang ogah disebut nama lengkapanya lantaran khawatir beken.

Di Indonesia, engine swap skubek memang yang pertama dilakukan Mr. B ini. Secara kekuatan mesin, lebih tahan lama. “Tidak mudah ereksi seperti motor bore up yang kurang pada ketahanan,” jelas Mr. B yang asli Jakarta itu.

Langkah awal dijajal di Suzuki Spin 125. Untuk mencongkok mesin skubek cc besar memang banyak pilihan. Ada kepunyaan Yamaha Majesty 250, Honda Helix 250 dan Honda Forza 250. “Saya pilih punya Forza 250,” tutur Mr. B yang pakai Spin hanya untuk geber di komplek perumahan.932spin-engine-swap---endro-4.jpg

Tidak memilih dari Majesty katanya karena merek Yamaha, cocoknya dipasang di Mio atau Nouvo. Kalau Honda Helix konstruksi mesinnya tegak seperti motor sport. Sangat mencolok jika dipasang di Spin 125. Khawatir jadi tanda tanya.

Akhirnya dipilih dari Honda Forza aja. “Meski bukan merek Suzuki tapi tahunnya muda. Keluaran 2004,” argumen Mr. B yang senang fitness dan kerap pulang-pergi Jakarta Singapura itu.

Pemilihan dapur pacu Forza 250 tentu karena punya kelebihan. Sudah menganut sistem pendingin air. “Tentu dilengkapi radiator meski belum sistem injeksi bahan bakar,” ucap Mr. B yang membawa langsung dapur pacu skubek gede itu langsung dari Singapura. Tentu tidak ditenteng, melainkan dikirim lewat laut.

930spin-engine-swap---endro-2.jpgKebayang dong tenaganya kink. Aslinya alias standar saja punya power 22 dk pada gasingan 8.000 rpm. Yamaha Mio standar hanya 6 dk, dibore up 250 cc untuk drag bike baru mencapai 22 dk. Artinya, tenaga Forza sudah setara Mio bore up 250 spek racing.

Untuk menbus rasa penasaran, Em-Plus sempat jajal langsung. Tarikan bawah memang rada lelet seperti Mio bore up 150. Tapi tenaga atasnya lumayan ganas. “Bahkan susah direm,” komentar Mr. B sambil memperegakan main angkat roda depan.

Namun roda belakang masih memakai standar. Ukuran lebarnya 130/70x12. “Makanya masih kerap ngesot kalau direm. Maklum rem belakang cakram lebar meski hanya didukung kaliper single piston,” jelas Mr. B yang tambun itu.

ENGINE MOUNTING BEDA931spin-engine-swap---endro-3.jpg

Meski menganut konstruksi mesin tiduran seperti skubek lokal, namun dudukan mesin atau engine mounting beda. Posisinya tidak di depan, tapi di atas mesin alias di bawah jok. Ini yang bikin puyeng ketika merancang ulang dudukan.

Makanya engine mounting Spin 125 tidak dipakai sama sekali. Memanfaatkan asli punya Forza. Namun masih mempertimbangkan unsur harmonisasi dan safety. Meski dapur pacu Forza 250 lebih panjang, diusahakan pemasangan mesin tidak bikin molor sumbu roda.

Konsekuensinya mesin harus dipaksa maju tak gentar ke depan. “Iya, karburator nongol dari cover bodi di bawah selangkangan,” jelas Mr. B yang sangat sibuk terima telepon dari klien.

Untuk radiator juga tidak bisa dipasang di depan atau samping. Solusinya di atas mesin, tepatnya di bawah jok boncenger. Berikut kipas pendingin elektrik yang berputar berdasarkan sensor dari suhu mesin.

SATU SET KABEL BODI


Supaya bolt-on alias tinggal pasang, Mr. B bawa mesin lengkap. Sudah termasuk kabel bodi dan sistem pengapian. Jadinya CDI dan koil aslinya sudah nempel. Tinggal digabungkan dengan kabel kunci kontak Spin 125.

Penulis/Foto : Aong/Endro

:. Suzuki Satria 120 2002 (Tangerang)
Raja 402 Meter
2009-01-24 21:49:51

1029satria-drag-dvd-1.jpgBelum lama ini di arena adu kebut 420 meter, Suzuki Satria 120 milik Suryanto mengukuhkan statusnya sebagai Raja di kelas Bebek 125 cc. Yap! Perolehan waktunya pun, tembus sekitar 13,5 detik!

“Waktu itu, motor ini dijokiin Acong di Sirkuit Sentul. Kita pun puas dengan hasil ini,” ujar pria yang tinggal di Graha Raya Bintaro, Blok B8/27, Tangerang. Itu karena hasil yang dicapai merupakan hasil putar otak Yanto sendiri.1030satria-drag-dvd-2.jpg

Ya, pria 42 tahun akrab disapa Koh Yanto ini murni meracik motornya sendiri. Sebelumnya, pernah bikin di salah satu bengkel. Hasilnya masih kurang puas. Tapi karena hobi di motor, maka doi pun putuskan untuk bikin mesin sendiri di waktu luangnya.

“Saya hobi motor sejak 1992. Sempat vakum, sekarang mulai main lagi. Malah, sempat juga terjun di road race,” buka pria ramah dengan nada suara berkarakter tegas ini. Kiranya, apa aja yang diracik ya? Buka?

MAGNET RM 85

Meracik mesin 2-tak, susah-gampang! Susahnya, tetap kudu pakai hitungan yang presisi. Gampangnya, nggak kayak mesin 4-tak yang banyak part di kepala silinder. So, enggak perlu mainkan klep dan noken-as deh. He..he..he...

“Tapi, tetap ada beberapa bagian yang kena sentuh di mesin atas dan bawah,” kata Koh Yanto. Pertama, mulai dari kruk-as dulu aja. Part pemutar setang piston ini, dibandul ulang dan ditambah beban puntirnya.

Tujuannya, agar putaran kruk-as menjadi lebih bertenaga. Tapi meski dibandul ulang, beban balancer justru malah dikurangi. Balancer dipapas sekitar 7 mm. “Ini karena magnet memakai milik Suzuki RM85,” ucapnya lagi.

Akhirnya, kombinasi racikan ini membuat motor bisa teriak lebih cepat dan mudah gapai rpm tinggi. Oh ya! Kenapa Koh Yanto mengaplikasi magnet RM, itu karena menurutnya, RM dan Satria punya stroke yang tidak jauh beda. Jadi, karakter kebutuhan pengapian juga tidak jauh berbeda.

EXHAUST KIPAS

1032satria-drag-dvd-4.jpgBuat isap campuran bensol dan buang hasil pembakaran semakin cepat, Satria ini pun aplikasi katup buluh V-Force3. Tapi, nggak semata pakai part racing doang lho. Agar hasil pembakaran makin besar dibuang, lubang exhaust dibuat lebih besar.

“Untuk bagian bibir, saya bikin jadi 23 mm ke atas. Sedang untuk sisi sampingnya, saya buat keseluruhan menjadi 42 mm,” lanjut pria yang punya usaha di bidang kayu ini.

Sedang untuk intake-nya, cukup dipapas sedikit agar permukaan landai. Sedang ruang crankcase, ditambah daging sekitar 6 mm. Tujuannya agar kompresi ruang primer lebih padat. Juga agar bensol bisa masuk lebih cepat.



IKUTI KNALPOT
1031satria-drag-dvd-3.jpg

Menarik! Racikan di kepala silinder dibuat mengikuti ubahan knalpot. “Knalpot ini buatan. Bukan beli part racing jadi. Salah satu yang diubah, lubang silincer yang tadinya 28 mm, dikecilkan jadi 25 mm,” sebut Koh Yanto.

Tujuannya, agar hasil pembakaran enggak langsung terbuang macam freeflow. Tapi, ada sedikit tertahan buat tendangan balik. Kondisi ini, memaksa ubahan ulang di kepala silinder.

Untuk head, dari ukuran standar, dipapas lagi 2 mm. Setelah itu, sudut kemiringan kubah dibuat jadi 15º. Dan lebar squish dibuat jadi 7 mm. “Sebelumnya coba kasih 9 mm, tapi power yang keluar agak sedikit tertahan,” aku Koh Yanto yang kadung suka dengan karapan motor ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Comet 60/60-17
Ban belakang : Comet 80/60-17
Pelek : TK
Pengapian set : Suzuki RM85
Karburator : Keihin PJ 34
Main/pilot-jet : 145/40
Gas spontan : Daytona


Penulis/Foto : Eka/David

:. Suzuki Shogun 125 (Bogor)
Ramuan Langkah Piston
2009-02-06 16:05:55

1183shogun-ahon---endro-1.jpgAhon alias Herman Lo awalnya menaikkan stroke atau langkah piston 8 mm pada Shogun 125 milik Andre dari Bogor, Jawa Barat. Namun justru tenaga yang keluar malah loyo. Akhirnya coba dikurangi dan stroke hanya naik 6 mm. Hasilnya malah lebih kencang.

“Langkah piston awalnya hanya 55,2 mm jadi 61,2 mm,” terang mekanik andalan pabrikan Suzuki itu. 1184shogun-ahon---endro-2.jpgMekanik yang jago kilik kem itu padukan dengan piston Honda Tiger oversize 100, bore jadi bengkak 64 mm.

Komposisi itu terbukti justru lebih pas, meskipun masih overbore. “Sebenarnya, sudah dicoba dengan menaikkan stroke 8 mm. Ketemunya jadi 63,2 mm. Kan harusnya mendekati square. Tapi malah kurang bagus,” papar mekanik yang ngebengkel di Jl. Kartini Raya, No. 18, Depok.

1185shogun-ahon---endro-3.jpgBermodal kapasitas mesin pada kisaran 200 cc, plus ubahan kem berdurasi 280 derajat yang menggerakan klep in 31 mm dan klep ex 27 mm, raungan rpm memang cepat dikail. Lebih terbukti lagi, motor ini memang sudah diadu berkali-kali.

“Bahkan sudah 20 kali berturut-turut diadu kebut di trek lurus aje. Hasilnya enggak pernah kalah,” ujar Andre, yang kuliah di Bandung dan gemar meramaikan bali alais balap liar.

REXTOR DI 14.500 RPM

“Puncak tenaga di 11.000 rpm yang dilayani pengapian 41 derajat mengandalkan Rextor Programmable. Mulai pada 11.500 pengapian mulai mundur pada 38 derajat,” tambah mekanik yang ngebul terus.

Tapi biar mesin aman, Ahon bikin limiter cut off pada CDI di 14.500 rpm. “Lebih dari itu takutnya bikin motor jebol. Lagian sudah nggak ketemu puncak tenaganya. Mending dibatasi saja,” lanjut mekanik asli Kalimantan Barat itu.

EFEKTIF DI 800 METER


Ahon mengklaim korekannya ini lebih efektif di karapan 800 meteran. “Kalau 600 meter belum ketemu tenaga puncaknya,” alasannya. Itu sebabnya, hanya ubah rasio di gigi I = 13/30, dengan final gear 15/28. “Gigi 2,3,4 standar. Kalau diubah, mungkin akan beda lagi untuk jarak idealnya,” papar mekanik berambut lurus ini.

PERBESAR PIN SETANG PISTON

Setang piston masih pakai standar Shogun. Namun timbul kendala ketika pasang piston Tiger. Lubang pin piston di setang piston Shogun hanya 14 mm, sedang pin piston Tiger 15 mm. Otomatis piston tidak bisa dipasang.

Mengatasinya, “Cukup gedein lubang di setang piston. Asalnya 14 mm jadi 15 mm,” terang mekanik yang kerap mengandalkan motor Suzuki meski untuk balap liar yang aturannya suka-suka.

DATA MODIFIKASI

Knalpot : Elmer
Kompresi : 14 : 1
Per klep : Jepang Product

Penulis/Foto : Chuenk/Endro

:. Suzuki Skywave 125 2007 (Jakarta)
Cuma Buat ke Kampus 196 CC
2009-02-20 19:16:25

1381skywave-dvd-1.jpgDasar pembalap! Meski jarak dari rumah ke kampus tidak terlalu jauh, tapi tetap ogah pakai motor bermesin standar. Itulah yang dilakukan Febrianto pada Suzuki Skywave 125 miliknya. Oh ya, doi ini salah satu pembalap road race DKI yang tinggal di Rawamangun, Jakarta Timur.1383skywave-dvd-3.jpg

“Enggak tahu, kayaknya enggak betah aja pake motor standar. Rasanya seperti ada yang kurang, githu,” ungkap pemuda yang kuliah di Universitas Jayabaya, Pulomas, Jakarta Timur ini.

Tuh kan! Padahal dihitung-hitung, jarak dari rumah ke kampus nggak lebih dari 3 1382skywave-dvd-2.jpgkilometer lho. Tapi lagi-lagi, dasar pembalap! He..he..he... Malah, Skywave 125 ini juga sudah dijejali piston Honda Tiger oversize 50 lho.

Begitunya doi nggak tergiur balap jalanan. Pria akrab disapa Eby ini mengkhususkan Skywave 125 ini hanya untuk aktivitas ke kampus. Penasaran sejauh mana Mahasiswa jurusan Manajemen Perusahaan ini meng-upgrade skubeknya? Ya dibaca terus dong!

Lanjut!

KLEP XENIA


Sabar... Ini bukan merek klep baru! Tapi Xenia itu nama mobil keluaran Daihatsu. Iya, Daihatsu Xenia yang kembaran sama Toyota Avanza. Nah, klep yang sekarang dipakai buat Skywave 125 ini milik mobil itu. “Ukuran pakai 28 mm untuk klep in dan 24 mm klep buang,” ujar Eby yang baru merayakan ulthanya di bulan ini. 1384skywave-dvd-4.jpg

Enaknya pakai klep ini, tentu soal meterial lebih kuat. Malah, nggak perlu banyak merubah ukuran klep. Itu karena diameter batangnya sama dengan batang klep Skywave 125 yang 5 mm. “Yang disesuaikan hanya bagian panjang klep aja. Ukuran disesuaikan panjang klep standar,” bilang Eby lagi.

Masih bicara seputar kepala silinder. Biar kompresi sedikit lebih tinggi, head pun dipapas lagi 1 mm. Menurut sang empunya, sengaja papasan dibuat segitu biar tidak terlalu tinggi. Kalau ketinggian, kasihan dinamo stater.

STROKE X PISTON

Penggantian dua komponen ini, bisa dibilang pendongkrak tenaga paling yahud. Macam obat kuat saja! Sekali pasang, tenaga tambah besar. Apalagi, Skywave 125 ini dijejali piston Honda Tiger oversize 50 alias 64 mm.

“Untuk pakai piston ini, liner standar diganti punya Tiger. Kan aslinya Skywave 125 hanya pakai piston 53,5 mm. Hasilnya, power di putaran atasnya makin jalan,” kata Eby yang rambutnya dipotong habis alias botak.

Enggak cukup sampai situ, stroke pun ikut dinaikan. Metode stroke-up lewat pemakaian pen dijalankan. Pakai merek CLD ukuran 3 mm, langkah piston kini bertambah jadi 6 mm. Kan naik 3 mm, turun 3 mm. Angka akhir stroke pun berubah. Dari yang standarnya 55,2 mm sekarang jadi 61,2 mm.

Akhirnya, lewat dua penggantian part ini, kapasitas silinder skubek bersuspensi belakang ganda ini menjadi 196 cc. Wah, bengkak dong!

INTAKE LANGSUNG

1385skywave-dvd-5.jpgAslinya, Skywave 125 mengaplikasi intake model tambahan. Ya, biar moncong karburator menjadi ke belakang. Nah, di skubek milik pria 24 tahun ini, intake itu dicopot. Gantinya, pakai model langsung ke blok.

“Pakai cara ini, bensin langsung masuk ruang bakar. Enggak berputar lagi melewati intake tambahan,” urai Eby. Caranya, lubang intake yang di blok dicor lagi pakai aluminium. Prosesnya kudu dilakukan di tukang bubut. Konsekuensi pakai cara ini, bagasi jadi korban.


LEBIH DARI 140 KM/JAM


Ngomong soal kecepatan! Sayangnya di Skywave 125 ini, spidometer tidak lagi dipakai. Itu karena pelek mengadopsi tipe jari-jari. Kondisi itu, memaksa teromol depan pakai milik Suzuki Satria. Nah, gir spido pun jadi tidak bisa difungsikan.

“Tapi pernah coba ukur pakai Yamaha Nouvo bore up. Ketika dia lari 140 km/jam, motor ini masih terus melaju dan jauh ninggalin,” ungkap pembalap yang sekarang lagi menunggu sponsor datang.

Wah, kalau gitu lebih dong dari 140 km/jam dong? Bisa!

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Comet 60/90-17
Ban belakang : Mizzle 2,25-17
Pelek : Takasago 1,20x17
Karburator : Keihin PE 28 mm
CDI : BRT i-Max
Roller : 13 gram
Pen stroke : CLD 3 mm

Penulis/Foto : Eka/David

:. Suzuki Skywave 125 2008 (Jakarta)
206 cc Sikat 95 Km
2009-02-27 20:23:47

1467sky-wave---endro-1.jpgSemoga nggak bingung sama angka di judul itu? Kalau iya begini penjelasannya. Skywave 125 milik Enrico ini sudah naik kapasitas mesin jadi 206 cc. Angka 95 km jarak tempuh yang dilewati setiap hari kerja. Tepatnya dari rumah di Pondok Labu, Jakarta Selatan dan kantor di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

“Enak banget pakai motor bore up untuk jarak jauh. Selain lebih kencang, juga nggak boros,” cerita Rico. Memang motor ini belum pernah diukur kecepatannya di trek pendek, tapi sang pemilik yakin banget akselerasi dan top-speed sudah jauh meningkat.1470sky-wave---endro-4.jpg

Karena menjadi motor harian, konsekuensinya harus dirawat melebihi motor standar. “Ganti oli tiap dua minggu, cukup pakai yang SAE 10W-40,” beber karyawan Garuda ini.

Daripada ngelantur, mari kita tengok apa yang dilakukannya sehingga kapasitas meningkat begitu besar.

BORE X STROKE

1468sky-wave---endro-2.jpgDari mana angka 206 cc tadi? “Itu karena pakai piston ukuran 63,5 mm dari Honda Tiger,” katanya memulai cerita jeroan mesin. Kalau penggantian ini sih emang sudah banyak yang pakai, trus apalagi nih?

“Nekat nih, naik stroke cukup jauh,” bangganya. Untuk setang piston pakai merek LHK. Stroke up dilakukan setelah pakai produk Kawahara 5 mm. Langkah piston artinya naik 10 karena naik 5, turun 5. Dari awalnya 55,2 mm naik drastis menjadi 65,2 mm. Coba deh dihitung, sekarang menjadi 206 kan?

LEHER KNALPOT CUSTOM1469sky-wave---endro-3.jpg

Hal lain yang diyakini Rico membuat motornya enak buat seliweran di Jakarta ada pada saluran buang. “Sengaja dicustom ulang khususnya di bagian leher supaya tenaga lebih berasa,” kata anggota SOC (Skywave Owner Club) nomor 052 ini.

Sedang pada bagian tabung masih mengandalkan orisinal. “Memang tampilan motor dipertahankan standar, pelek dan ban juga masih bawaan,” celetuk penggemar anjing ini.

PER CVT VARIO

Karena mengejar akselerasi di jalanan, Rico butuh per CVT sensitif. “Ogah pakai variasi, setelah uji coba paling sip pakai standar Honda Vario,” kata pria yang rajin kopdar di komunitasnya.

Ubahan di sektor penggerak roda baru sebatas itu. Bagian lain bahkan sampai roller pun masih parts orisinal Skywave.

DATA MODIFIKASI

Piston : 63,5 (Tiger)
Setang piston : LHK
Pen stroke : Kawahara
Klep : TK (32,5/28)
Kem : Kawahara
CDI : BRT
Karburator : Keihin PE 28
Per CVT : Honda Vario
Disc depan : PSM

Penulis/Foto : Nurfil/Endro

:. Yamaha Mio Sporty 2008 (Jakarta)
221,5 cc Rasa Standar
2009-03-13 17:32:18

1606mio-balap-dvd-1.jpgJangan lihat tampang ya! Tapi rasakan performanya! Itu sedikit saran, kalau ketemu Mio kelir hitam yang masih aplikasi stiker bawaan pabrik ini. Apalagi kalau ketemunya malam hari di lintasan Karet, Petamburan, Jakarta Pusat. Berani terima tantangan asal masih pakai karburator dan knalpot standar.

Oleh R-Gus, sang pemilik, power skubek itu dibuat gahar. “Yah, sedikit bore up dan naik stroke aja kok,” ujar R-Gus yang juga pemilik R-59 Racing dari Jl. Dewi Sartika, No. 32, Ciputat, Tangerang. Nah lho, sedikitnya bagaimana nih? Kalau belum dibongkar sulit dipercaya dong akh!

Mantapnya, pria yang juga pembalap road race ini bersedia buka-bukaan. Motor boleh dibedah sesuka hati. Termasuk, kasih tahu soal jeroan dalam dan seputar rumah CVT. Mau tahu lebih? Yuk, buka bersama.

Ini dia!

PISTON TIGER1608mio-balap-eka-2.jpg

Buat menggarap mesin, R-Gus tidak mau banyak bicara. Iyalah, kalau bicara terus, bongkar mesinnya gak kelar. Apalagi ketika sesi pemotretan dia sedang di Aceh. Balap? Bukan, ding! Mempersiapkan akad nikah dengan Lia Rivayanti yang asli Nangroe Aceh Darussalam (NAD) itu.

Makanya untuk urusan mesin Gus yang jangan pakai Dur serahkan semua ke A Cun dan Anggi sebagai mekanik. Nah, mereka berdua ini yang bakal buka rahasia skubek andalan R-59 racing. Semuanya, dikupas tuntas.

Untuk memperbesar kapasitas mesin, piston milik Honda Tiger oversize 100 dipakai. Kini, blok Mio standar yang sudah ganti booring pun kudu menelan piston diameter 64,5 mm.

Belum cukup sampai situ, langkah piston juga ikut disentuh. Kali ini, piston dibuat melangkah 10 mm lebih jauh dari standar yang cuma 57,9 mm. “Itu karena pakai pen stroke Kawahara ukuran 5 mm. Naik-turun jadi 10 mm,” kompak dua mekanik ramah ini.

Nah, dihitung ulang yuk! Pastinya isi silinder bakal lebih dari 200 cc. Percaya kan? Mari, kita hitung bareng ya. 3,14x 67,9 mm x 64,5² mm/4 = 221,5 cc. So, di atas 200 cc kan. He..he..he...

KLEP EE


1609mio-balap-eka-4.jpgEit, jangan punya konotasi yang jorok dulu. Klep EE di sini, karena mereknya ya cuma dua huruf itu. Jadi, bukan lagi buang air besar ya. Tapi, ngomong soal besar, ya! Maksudnya, kedua klep ini punya ukuran bisa dibilang gitu.

“Untuk klep isapnya, diameter 31 mm. Sedang klep buang, 25,5 mm,” ungkap A Cun. Pakai klep ini, cuma lakukan penyesuaian di sitting dan sudut klep. Karena batang klep punya diameter sama dengan klep standar. Yaitu 5 mm. “Memang diameter batang sama. Tapi, klep ini punya bahan lebih kuat,” timpal Anggi.

Buat iringi klep mengisap dan juga membuang sisa pembakaran, noken as alias kem milik Kawahara tipe Racing Only dibuat berbeda durasi. Untuk klep isap, dipatok angka 31º + 59º + 180º = 270º. Sedang klep buang dipatok durasi di angka 29º + 48º + 180º = 257º.

SETING 700 METER1607mio-balap-dvd-3.jpg

R-Gus mau skubeknya sanggup diajak berlari untuk jarak 700 meter. Maka itu, seting di seputar rumah CVT juga ikut dihitung ulang. “Pakai rasio agak berat. Ya, pakai rasio Kawahara 15/40. Gitu juga roller, pakai merek sama dengan berat 13 gram,” buka A Cun.

Enggak ketinggalan, rumah puli alias rumah roller juga aplikasi merek sama. Dengan kombinasi ini, power pun makin teriak ketika sentuh rpm 8.000. “Yang diunggulin di power atas. Ketika motor lari 400 meter, mesin makin cepat teriak,” tambah Anggi.

DATA MODIFIKASI

Ban : IRC 50/100-17
Pelek : Exel 1,20-17
Cakram : Variasi
Sok depan : Kawahara
Sok belakang : Trusty
Koil : Yamaha YZ125
CDI : BRT Neo Dual Band



Penulis/Foto : Eka/Eka, David