Senin, 30 November 2009

Bikin Takajuik
2009-08-14 20:20:05

2763blade-padang-nurfil-1.jpgOnde Mande…. begitu decak penonton yang hadir di sirkuit Cut Nya Dien, Pekanbaru Riau saat berlangsung kelas MP 1 di ajang kejurnas region 1 seri III beberapa waktu lalu.

Seluruh penonton dibuat takajuik yang dalam bahas Minang berarti terkejut alias kaget. Tentu kaget sama performa Honda Blade 110R tunggangan Ivan Nando ini. Pasalnya dalam dua race yang berlangsung, seluruh kompetitor ditinggal dengan jarak yang meyakinkan.

“Kekagetan yang sangat wajar karena selama ini Honda enggak dipandang sama sekali di wilayah ini. Sebenarnya kami juga enggak nyangka karena masih dalam tahap riset, syukurlah hasilnya sangat memuaskan begini," kata Niko Suardi, mekanik yang sakses bikin ngacir bebek baru Honda ini.2764blade-padang-nurfil-2.jpg

Awalnya mekanik tim Honda Menara Agung, Padang ini menggunakan mesin rancangan Akiang asal Honda Banten. "Tapi saat di seri II MP di Medan jebol, jadinya coba buat sendiri dengan meniru desain Akiang," katanya jujur.

Melihat sirkuit yang lurus dengan 2 tusuk konde dan suhu yang sangat panas di Pekanbaru, Niko memilih main aman. "Dengan jumlah lap yang 25 dan suhu sampai 38 derajat ini, prinsipnya motor harus stabil dan tahan. Jangan sampai jebol," lanjut pria yang masih melajang ini.

Stabil yang dimaksudnya di sini adalah dari lap 1 sampai 25 kecepatan motor enggak ngedrop. "Itu diakali dengan pemilihan spuyer yang pas di karbu Mikuni TM 24 ini," bebernya lagi.

2765blade-padang-nurfil-3.jpgUntuk main-jet dipilih 140 sedangkan pilotnya 25. "Kalau lap nya cuma 20 mungkin saya pakai main-jet 135," tambahnya. Oh ya trek di Pekanbaru saat itu punya panjang lintasan 900 meter.

Sementara itu kapasitas mesin dibuat menjadi 114,6 cc. Masih sesuai regulasi pastinya. Hal itu didapat dari pemilihan piston FIM-BRT oversize 125 menjadi 51,25 mm dengan langkah standar yang 55,6 mm. "Agar nggak mentok klep maka bagian payung dipapas sekitar 0,8 mm," tambah pria yang punya bengkel Sweet Motor di Jl. Thamrin, No. 52C, Padang, Sumatera Barat ini.

Klep pakai ukuran 27 mm in dan 22,5 mm ex. "Itu aslinya klep Sonic yang dibikin kecil supaya enggak mentok bibir piston," cuap Niko lebih jauh.

Aslinya Sonic 28 dan 24 mm. Proses pengecilan ini tentu saja melewati mesin bubut, sedang alasan pemilihan punya Sonic karena material yang kuat.

Ruang mesin sendiri dibuat supaya awet dengan kondisi suhu tinggi tadi. Cara yang paling jitu tentunya dengan membuat kompresi rendah. "Hanya 11,2 : 1. Padahal saya biasanya main kompresi tinggi lho. Bisa sampai 12,7 : 1, lho" yakinnya lagi.

Untuk menurunkan tekanan ini maka paking blok ditambah satu lapis. "Jadi prinsipnya main aman saja , jangan sampai terulang mesin jebol seperti seri sebelumnya," kata pria berambut lurus ini.

Niko juga merasa kemampuan Ivan Nando dalam mengendalikan motornya cukup membantu mesin menjadi awet tadi. Mesin awet tadi tentunya juga karena pengapian yang pas lewat seting CDI sesuai. Dengan seting pengapian pas, mesin pastinya juga bisa tahan," kata pria kurus ini lagi.

Di Blade ini Niko menggunakan setingan step 1 di 3.000 rpm dengan pengapian 37 derajat. "Terpenting kita bisa atur buka tutup gasnya, jangan terlalu maksa. Yang pasti dengan kecepatan bisa dipertahankan konstan, lawan pasti sudah susah payah ngejar," kata Ivan yang saat ini pegang KIS Riau. Sebelumnya doi adalah pembalap Sumbar. Tapi karena ada masalah dengan IMI Sumbar maka saat ini pindah ke Pengda Riau.

Cara bawa Ivan yang tenang saat itu juga dikarenakan pemilihan gir yang pas untuk karakter trek seperti di Pekanbaru ini. "Dengan pilihan gir 14 : 41, tarikan bawah jadi lebih mantap saat keluar dari dua tusuk konde. Sedang untuk atasnya juga cukup karena treknya enggak terlalu panjang," tambah pembalap yang merupakan kembaran Ivon Nanda yang juga pembalap.

Ramuan konstan dan awet berhasil membuat publik balap Sumatera takajuik!

SOK KARISMA


Sebenarnya sok depan Honda Blade 110R ini jauh lebih enak dibanding punya Honda Karisma. Tapi karena alasan pemasangan disc brake besar, terpaksa menggunakan punya Karisma. "Hal itu karena belum ada braket disc besar yang pas di sok Blade. Makanya daripada repot mikirin dudukan tadi sekalian saja seluruh soknya diganti," kata Niko.

Tak tanggung karena tidak mau repot dan pengin lebih praktis, maka bersama peredam kejut tadi juga diboyong segitiga Karisma. "Mungkin nanti kalau sudah ada yang jual braket untuk disc brake di Blade baru bisa pakai sok asli Blade yang sebenarnya jauh lebih enak," lanjutnya.

Untuk sok belakang juga digunakan variasi dari motor berbeda. "Saya pakai YSS yang bisa diapaki untuk Jupiter karena ketinggiannya sesuai dengan karakter joki," kata Niko lebih jauh.

Aslinya sok ini punya tinggi 280 mm. Tapi karena Ivan Nando butuh ketinggian 300 mm. Maka, mau tidak mau mesti dilakukan penambahan braket di bagian bawah setinggi 20 mm.

DATA MODIFIKASI

Ban : IRC Razo
Pelek : TDR
Cakram : Daytona
Kaliper : Brembo
Karburator : Mikuni TM 24
Pengapian : BRT I-Max
Sweet Motor : (0751) 7807137

Penulis/Foto : Nurfil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar