Kamis, 17 Desember 2009

Berkah Rekayasa Klep
2009-12-11 19:38:00

3519jupiter-ajie.jpgSejak musim balap 2009 bergulir, Waskito 'Merit' Ngubaini, termasuk salah satu mekanik yang rajin riset head silinder. Hanya saja, saat ini konsentrasi bukan lagi pada mencari sudut efektif posisi klep. Tapi bergeser pada uji coba besarnya diameter payung klep. Upayanya ditujukan untuk mencari ukuran paling optimal yang mampu mendukung masuknya gas bakar agar mencapai efisiensi volumetrik terbaik.

Riset terbaru tunner yang tangani pasukan Yamaha Kephoth FDR Federal Oil Indoparts KBC, Purwokerto, tampak pada Jupiter-Z MP1 (Bebek Tune-Up 110 cc 4-Tak seeded) yang disemplak Diaz Kumoro Jati. "Saya coba terus cari dengan berbagai ukuran. Hasilnya mulai tampak," terang mekanik berbadan irit itu.

Seri terakhir MotoPrix region 2, Jawa, di Jogja, beberapa waktu lalu, tunggangan Diaz Kumoro Jati from Jogja itu, pakai klep isap ukuran 27 mm dan klep buang 22,5 mm. "Sebelumnya, saya pakai klep in 26,5 mm dan klep ex 23 mm. Hasilnya perubahan diameter itu lumayan beda," papar wong Solo itu.3520jupiter-ajie2.jpg

Karena klep buang berubah, tentu bentuk leher knalpot juga ikuti disesuaikan. Dulu, Merit patok leher knalpot berdiameter 23 mm. "Sekarang saya ubah juga jadi kurang dari 22 mm. Lebih kecil sesuai ubahan klep buang yang lebih kecil juga," kata pria yang juga sendiri merriset desain knalpotnya.

Meski perubahan klep hanya 0,5 mm, tapi toh efek muncul nyata. Power motor lebih mudah dikail pada rpm bawah dan tengah. Jadi angkatan putaran mesin saat baru nge-brake atau putar balik bisa lebih cepat. "Memang sih, belum dilihat perubahannya dari data angka di atas dyno. Untuk melihat ubahan grafik torsi dan powernya. Tapi, Diaz sudah merasakan. Terbukti, hasilnya di MP juga bagus," paparnya sambil beberin fakta Diaz jadi runner-up di seri Jogja dan klasemen sementara MP region 2 Jawa.

Kebutuhan trek pasar senggol memang perlu pancingan rpm yang relatif lebih mudah. "Diameter klep buang yang lebih kecil, membuat sisa gas bakar lebih banyak. Memang jadi kurang bersih. Tapi untuk kebutuhan bukaan cepat, terbukti lebih efektif," kilahnya.

3521jupiter-ajie3.jpgSelain ubahan diameter klep, tentu saja Merit sedikit ubah pula pada durasi kem yang mengatur buka tutupnya klep. "Durasi lebih tinggi lagi dengan profil kem yang dibuat dari kem mentah yang memudahkan LSA dibentuk sesuai kebutuhan," tambah pria yang murah senyum ini.

Pancingan agar torsi lebih tinggi diakali Merit dengan mengubah magnet seberat 8,5 ons. Sebelumnya biasa pakai 7 atau 8 ons. "Dengan balancer 4,5 ons. Cukup bagus untuk angkatan bawah menengah. Tenaganya langsung keluar," ucapnya.

Merit juga tetap mempertahankan setingan perbandingan kompresi yang tidak terlalu tinggi. Karena, aspek durability tetap jadi perhatiannya. "Main di pasar senggol, mesin disiksa buka-tutup secara cepat. Kalau memaksakan lebih tinggi lagi, mungkin tenaga bisa lebih gede lagi. Tapi, takutnya mudah jebol. Makanya, saya tetap pakai perbandingan seperti biasa, yaitu 13,5 : 1," kilah mekanik yang punya tahi lalat khas ini.

Diluar persoalan mesin, Merit juga melakukan penyesuaian dengan karakter Diaz yang cukup agresif di cara handling. Salah satunya aplikasi sok depan Yamaha 125Z. "Karena lebih besar, peredamannya juga lebih efektif. Diaz tetap bisa ngebrake dekat. Enggak takut goyah dengan dukungan setingan sok depan," yakin Merit.

DATA MODIFIKASI

Knalpot : MCC
Rasio : I = 12/34,II = 16/34,III = 19/26, IV = 21.24
Sok belakang : YSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar